Ahad, 22 Januari 2012 - Judul di atas mungkin terdengar wagu dan belagu.
Tetapi, itu adalah mimpi ibu2 buruh cetak bata di dusun Munggang Candinegara yang selama ini di bina dalam wadah Pos PWK.
Kegiatan
yang menitikberatkan kepada baca Al Qur'an (tadarusan) ini berlangsung 2
minggu sekali secara bergilir antar anggota. Dan setiap pertemuan
dikumpulkan iuran Rp. 1.000,- yang digunakan untuk keperluan Pos WK
seperti praktek-praktek ketrampilan maupun masak.
Ditambah
tabungan ibu-ibu yang selama ini diniatkan untuk membeli seragam :) Tak
di sangka, jumlah yang kecil itu sekarang sudah mencapai Rp. 1.000.000,-
sebuah angka yang besar - menurut kami - orang kampung.
Uang
yang mandeg-tak berdaya guna di rasa eman-eman. Sementara ibu-ibu sering
membutuhkan untuk acara2 mendadak, bayar sekolah anak, termasuk juga
beragam kredit murah. Saya selaku Pendamping merasa miris mendengar
margin/bunganya. Mau melarang itu bukan hak saya dan tidak bisa memberi
solusi alternatif. Membiarkan rasanya tidak tega benar, apalagi saya
tahu betul kehidupan sehari-hari mereka. Akhirnya, tercetuslah ide untuk
membuat "semacam" koperasi. Mengapa disebut semacam, karena belum
memenuhi semua syarat keberadaan koperasi, seperti simpanan wajib dan
lainnya. Tetapi, ke depan insyaAlloh akan kami formulasikan secara
tepat.
Ternyata gayung bersambut. Secara alami ibu-ibu langsung
membuat peraturan dan saya menyepakatinya. Untuk menghindari riba (yang
pengetahuan kami masih belum ada) kami sepakati untuk peminjaman dalam
bentuk barang. contohnya, gelas dibeli seharga Rp. 3000,- dan harga yang
disepakati adalah harga yang kami jual misalnya Rp. 3500,- maka ibu-ibu
membayar Rp. 3500,- dan boleh dicicil sejumlah itu.
Sementara
baru itu, karena peminjaman untuk modal sepertinya lebih rumit, dan kami
belum model syar'inya yang bagaimana. Hal ini menjadi sebuah tantangan
pula bagi ibu-ibu untuk terus belajar, bahkan sudah ada menyarakan untuk
studi banding ke Pos WK Koperasi di daerah .