“Sugeh ngelmu tanpa meguru”
Sebuah pitutur tentang keluhuran budi merupakan modal yang sangat
mahal, hanya bisa didapat dengan belajar dari kesadaran diri (tanpa
berguru).
“Wong tuwo kang ora gelem mamulang marang putra wayahe, iku dudu wong tuwa” Sebuah pitutur tentang keluarga bahwa orang tua yang tidak mau mendidik anak cucunya, tidak pantas disebut orang tua.
“Golek jodho aja mung mburu endhahing warna, pala krama aja ngeceh-eceh bandha”
Sebuah pitutur tentang keluarga bahwa mencari jodoh itu jangan
hanya mengejar yang rupawan, pas pernikahan jangan hanya menghaburkan
harta benda.
“Tumrap wong wadon, anak kang dadi wohing among asih”
Sebuah pitutur tentang keluarga bahwa bagi Ibu, anak adalah buah cinta.
“Wayah wulangen marang kautaman, predinen susileng tata, supaya gawe pepadhaning kaluwarga”. Sebuah
pitutur indah dalam pendidikan ; Didiklah anak cucumu kearah keutamaan,
didiklah tata susila, agar dapat menjadi sinar cahaya bagi keluarga.
“Marang garwo kang rujuk gendhon rukun sekarone”
Sebuah pitutur tentang keluarga bahwa suami dan istri harus saling rukun satu sama lainnya.
“Asu gedhe menang kerahe”
Sebuah pitutur yang menunjukkan tentang pemimpin yang merasa menang melawan orang kecil.
“Kebo lumupat ing palang”
Sebuah pitutur yang menunjukkan pengandaian tentang pemimpin yang melanggar aturan yang dibuat sendiri.
“Negara mawa tata, desa mawa cara”
Sebuah pitutur yang menunjukkan bahwa tiap negara / wilayah itu
punya adat / kebiasaan / budaya / sifat / aturan yang berbeda antara
satu dengan lainnya.
“Yitna yuwana lena kena, sing sapa lena bakal cilaka”
Sebuah pitutur yang menasehati kita agar selalu waspada, karena kalau ceroboh (tidak hati-hati) maka akan lebih dekat bahaya.
“Kudu angon wektu, tumindak kudu manut kala mangsa”
Sebuah pitutur yang menasehati kita agar selalu memperhatikan
waktu dan tempat dengan baik, karena setiap tindakan perlu selalu
mempertimbangkan suasana dan sikonnya.
“Ojo leren lamun durung sayah, Ojo mangan lamun durung luwe, Ojo lali karo asale”
Sebuah pitutur yang mengutarakan bahwa kita jangan lekas
beristirahat kalau memang belum lelah karena bisa membuat terlena,
Jangan pula terlalu senang makan sehingga sudah makan walau perut tidak
lapar itu adalah pemborosan, dan Jika sudah berhasil jangan pula kita
lupa diri ataupun sombong.
“Sedulur iku apik kabeh darba panjangka amrih rahayu”
Sebuah pitutur tentang persaudaraan bahwa Saudara itu baik/bagus
semua jika sama-sama mempunyai cita-cita menuju kebahagiaan dunia &
akhirat.
“Putra wayah wulangen marang kautaman, predinen susileng tata, supaya gawe pepadhaning kaluwarga”
Sebuah pitutur indah dalam pendidikan ; Didiklah anak cucumu
kearah keutamaan, didiklah tata susila, agar dapat menjadi sinar cahaya
bagi keluarga.
“Ojo mung melik gebyar, Ojo mung nggedheake puluk, Ojo nganti kepaten pasaban”
Ungkapan ini menggambarkan bahwa kita jangan samapai lekas kagum
dengan hal yang nampak mewah, jangan hanya mengutamakan kebutuhan
‘perut’ saja, dan jangan sampai kehilangan tempat cari rejeki
“Cecengkilan iku ngadohake rejeki”
Ungkapan ini menggambarkan bahwa manusia pendengki, pemfitnah merupakan sikap yang justru akan menjauhkan rejeki kehidupannya.
“Jagat ora mung sagodhong kelor, kareben nggremet waton slamet” Ungkapan
ini menggambarkan bahwa orang hendaknya selalu optimis, dunia tidak
hanya selebar daun kelor, tetapi sangat luas. Cita cita harus diusahakan
sampai tercapai, tetapi dengan kesabaran.
“Kaya mimi lan mintuna”
Seperti sepasang ikan mimi dan mintuna. Artinya kasih sayang ayah
dan ibu, tidak bercerai-berai atau tidak dapat diceraikan dan selalu
rukun. Kasih sayang ibu dan ayah, dapat digeser ke kasih sayang
adik-kakak, orang tua-anak dan sebaliknya anak harus hormat kepada orang
tua dan berbakti agar dalam keluarga tidak terjadi pertengkaran.
“Kacang mangsa tinggal lanjaran”
Kacang tidang mungkin meninggalkan jalurnya. Maksudnya, watak dan
tingkah laku anak biasanya mirip dengan tingkah laku orang tua. Ini
berarti bahwa orang tua harus yang baik kepada anak-anaknya agar
anak-anaknya selalu merasa nyaman dalam kehidupan keluarga
“Aja mburu menange dhewe”
Jangan suka mengejar/merasa menang sendiri
“Aja Gugu karepe dhewe”
Jangan suka berbuat seenaknya sendiri
“Ngono ya ngono, ning aja ngono”
Demikian ya demikian, tetapi jangan demikian. Walaupun melakukan
perbuatan yang tidak cocok dengan orang lain, tetapi jangan sampai
menyakiti hati dan perasaannya.
“Nuladha laku utama”
Mencontoh haruslah pada perbuatan yang utama dan yang baik.
“Ngelmu iku kalakone kanthi laku”
Bila ingin pandai maka harus belajar/cari ilmu.
“Aja dadi wong kang kuciwa uripe, Iku dudu wong kang utama “
Jangan menjadi orang yg merasa kecewa dalam hidup, Sebab itu bukan orang yg arif.
“sekti tanpa aji, menang tan ngasorake”
Mengalahkan lawan tanpa membuat lawan merasa dikalahkan dan tidak membuat asor(rendah) lawan baik martabat & harga dirinya.
“sekti tanpa aji, menang tan ngasorake”
Mengalahkan lawan tanpa membuat lawan merasa dikalahkan dan tidak membuat asor(rendah) lawan baik martabat & harga dirinya.
“Giri lusi janma tan kena kinira, kudhi pacul singa landhepa.”
Orang tdk boleh terlalu mengukur kekuatan org lain, sebab
bagaimanapun kemampuan org beda-2. Krn itu bila ada persaingan utk suatu
kedudukan, Hanya yg berprestasilah yg berhasil
“Aja golek menange dewe, Dalan gawat becik disimpangi.”
Jangan mencari menang sendiri, Agar tdk tjd hal-2 yg tdk
diinginkan, Janganlah melibatkan diri dlm perdebatan dgn org2 yg
berwatak mau menang sendiri.
“Yen krasa enak uwisa, Yen krasa ora enak terusna, Yen ana bapang sumimpanga.”
Hendaknya kita tetap dapat berlaku hidup prihatin, sederhana dan
mengendalikan hawa nafsu baik disaat sedih maupun gembira. Kalau
menjumpai penghalang yg membahayakan keselamatan lebih baik menghindar
dan menjauhi.
“Tega larane ora tega patine.”
Sebuah pitutur kehidupan, bahwa Walaupun kita marah besar terhadap
orang lain, tetapi janganlah sekali-kali tega sampai berakibat
fatal/menyengsarakan orang lain.
“Sing dawa ususe. Sing sapa lali marang kabecikaning liyan, iku kaya kewan.”
Sebuah pitutur kehidupan, bahwa Kita hendaknya jadi orang yang
sabar. jangan lekas marah, jangan mudah dihasut. barang siapa lupa akan
kebaikan orang lain, orang itu berwatak seperti binatang.
“Sing eling lan waspada.”
Sebuah pitutur kehidupan, bahwa Apapun masalah yang dihadapi,
dimanapun, kapanpun baik sulit atau mudah tetap harus dihadapi dengan
kesadaran, kesabaran dan ketelitian.
“Yen sira wus mikani alamira pribadi, mara sira mulanga marang wong kang durung wikan.”
Sebuah pitutur perilaku, bahwa Jika kita sudah mampu mengendalikan
dan menguasai kepribadian kita sendiri, maka hendaknya mengajari kepada
orang lain yang belum tahu.
“Ngelmu kang nyata, karya reseping athi. Ngudi laku utama kanthi sentosa ing budhi.”
Sebuah pitutur perilaku, bahwa perbuatan yang benar, akan bisa
membuat hati kita bakal senang, berusaha berbuat baik dengan hati yang
sentosa.
“Ngunduh Wohing pakarti. Becik kethithik, Ala ketara”
Sebuah pitutur perilaku, bahwa Orang akan memetik hasil dari
perbuatannya sendiri-sendiri. Perbuatan baik diketahui, perbuatan buruk
juga bakal diketahui.
“Sing lali marang panggawe kang becik bakal nemoni cilaka”
Sebuah pitutur perilaku, bahwa siapa lupa berbuat baik akan menemui malapetaka.
“Sing sapa wedi ing luput wani ing bener, iku klebu manungsa linuwih “
Sebuah pitutur perilaku, bahwa siapa yang takut berbuat salah
berani berbuat benar, maka itu berarti tergolong manusia yang utama.
“Abot entheng saka panggawene dhewe “
Sebuah pitutur kemanusiaan, bahwa berat dan ringannya kehidupan adalah tergantung dari diri manusia itu sendiri.
“Gusti Alloh nitihake sira iku lantaran biyungira, mula kudu ngurmat biyungira “
Sebuah pitutur ketuhanan, bahwa kita (manusia) itu diciptakan melalui seorang Ibu, oleh karena itu kita harus menghormati Ibu.
“Wong mati iku bandane ora digawa”
Sebuah pitutur ruh, bahwa Saat kita mati pasti seluruh hartanya tidak mungkin akan dibawa mati pula.
“Perang kalawan sadulur iku ora becik, mula aja seneng perang kalawan sadulur”
Sebuah pitutur silaturahmi, bahwa Perang sesama saudara itu sama
sekali tidak baik, karena itu jangan suka berseteru dengan saudara
sendiri.
“Sabegja-begjane kang lali, luwih begja kang eling lan waspada”
Sebuah pitutur tentang kehidupan, bahwa se untung-untungnya orang
yang lupa, masih lebih untung orang yang selalu ingat dan waspada.
“Dalane waskita iku saka nitheni”
Sebuah pitutur tentang kehidupan, bahwa seseorang yang dianggap
bisa mengetahui hal yang belum terjadi (waskita)/peramal adalah bisa
dilakukan olehnya karena pintar dalam pengamatan dan ketelitian sehingga
bisa membuat perencanan. Jika ada yangtahu bahwa si-A diramalkan bakal
dapat jodoh tanggal sekian, kemudian kalau menikah harus tanggal sekian,
maka itu adalah semata-mata perbuatan Jin. tidak akan bertahan dalam 40
hari.
“Nglurug tanpa bala, Sugih ora nyimpen, Sekti tanpa maguru” Sebuah
pitutur tentang sebuah penyerangan yang tanpa pasukan, sebuah kekayaan
tanpa punya harta, dan sebuah kesaktian yang diperoleh tanpa berguru.
Hal itu semua adalah mungkin.
“Mumpung anom ngudiya laku utama” Sebuah
pitutur kehidupan, bahwa selagi masih muda, selalu berupaya untuk
menjadi yang terbaik, berperan dalam segala hal yang baik-baik.
“Kebak sundukane. Kebak kliwat”
Sebuah pitutur
kehidupan sosial, bahwa sudah terlalu banyak perbuatan dosa/jahat.
Jangan gegabah/tergesa-gesa, agar tidak terlewat atau tidak tepat ke
arah sasaran yang akan dicapai. “Ngilo-a githok-e dewe. Sing bisa nggedhong napsu. Sing uwis ya uwis.”
Sebuah pitutur kehidupan, bahwa hendaknya kita bisa mengetahui
kekurangan/aib diri kita sendiri. Seharusnya bisa menahan/megendalikan
hawa nafsu kita. Dan yang sudah berlalu biarlah berlalu.